Senin, 27 Februari 2012

SHUBUH..!!

Seorang teman berkata kepada saya, “sebenarnya saya sudah tahu kapan harus sholat shubuh. Sayangnya, mustahil bagi saya untuk bangun pada saat itu. Anda tidak tahu bagaimana kondisi saya. Kondisi fsik saya tidak mengizinkan. Tuntutan pekerjaan juga tidak memungkinkan. Situasi rumah dan minimnya penghasilan tidak bisa membantu. Bukahkah Alloh seperti yang anda ketahui- Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ? Tentunya akan mentolerir keadaan saya ini dan mengampuni anda?...

Saya-pun menanggapi kata-katanya tersebut, “perkataan bahwa ‘Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’ adalah perkataan yang benar. Namun dalam hal ini kamu gunakan untuk maksud yang keliru. Itu sama saja dengan membuka pintu masuk lebar-lebar bagi setan. Bila Alloh mengampuni setiap manusia yang jujur dan manusia yang pendusta, orang taat dan orang bermaksiat, orang yang cinta akan syariat-Nya dan orang yang tidak suka, lantas apa gunanya amal?!... Dan, untuk apa orang yang taat kepada Alloh menekan dan memaksa hawa nafsunya, sehingga ia harus bangun di pagi buta yang begitu dingin untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh ???...

Memang, Alloh Pengampun lagi Penyayang, mengampuni dosa siapa yang memohon ampun kepada-Nya. Akan tetapi, kata-kata saja tidak cukup. Kesungguhan memohon ampun harus dibuktikan dengan amal. Cobalah teman-teman renungi firman Alloh ’azza wa jalla :

”Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman, beramal sholih, kemudian tetap di jalan yang benar” (Q.S. Thoha : 82)

Tidak semua manusia mendapatkan ampunan dari Alloh ’azza wa jalla. Syaratnya ia harus bertaubat secara sungguh-sungguh, keimanan yang benar, amal sholih, dan mengikuti petunjuk Alloh ’aza wa jalla.

Penyebutan sifat Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang seringkali disertai pula dengan sifat lain yang mengandung makna hukuman dan pahala, atau balasan yang melanggar atau tidak mematuhi syariat-Nya.

”Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih”. (Q.S. Al-Hijr : 49-50)

Ungkapan ”kemustahilan”pada kehidupan seseorang untuk melaksanakan sholat shubuh pada waktunya, sebenarnya masih bisa didiskusikan.

wallahu'alam...

Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.